AKSI 4 NOVEMBER, APAKAH SALAH?
Saat
ini, Indonesia sedang dilanda permasalahan yang berhubungan dengan syara atau
penistaan terhadap agama lain. Hal ini terjadi karena salah satu tokoh
pemerintah yaitu Basuki atau sering disebut dengan Ahok mengungkapkan kata-kata
yang tidak seharusnya diungkapkan ketika kunjungan ke Kepulauan Seribu saat itu
(Oktober, 2016). Hal inilah yang membuat masyarakat muslim Indonesia
menginginkan Ahok diproses secara hukum, karena telah menghina Kitab Suci umat
Islam yaitu Al-Qur’an. Banyak laporan yang datang ke KAPOLDA/KAPOLRES mengenai
masalah tersebut yang kebanyakan dari ormas-ormas Islam.
Pro
dan kontra mulai bermunculan mengenai keinginan masyarakat Indonesia untuk
memnejarakan Ahok terkait penistaan agama tersebut. Sebagian masyarakat membela
dan sebagian lagi menuntut. Suasana seperti ini semakin memanas karena
perbedaan pendapat dari umat muslim itu sendiri. Sebenarnya individu umat
muslim telah memaafkan atas ucapan Bapak Ahok, namun mereka berpendapat hukum
harus terus berjalan. Tidak boleh memandang kasta atau tahta karena beliau
adalah pejabat yang harus dilepas tak perlu diadili. Oh tidak!!! Masyarakat
Indonesia harus diperlakukan sama, tidak dibeda-bedakan antar individu,
semuanya sama di mata hukum, karena Indonesia adalah Negara HUKUM dan Negara
ADIL.
Saya bukan ahli dalam menafsirkan Al-Qur’an,
Saya juga bukan ahli dalam perihal hukum pidana,
Saya juga bukan ahli
dalam tata bahasa,
Saya juga bukan ahli
dalam berdebat,
Tapi,
Saya tahu dan paham mana yang BENAR dan mana
yang SALAH, mana yang
BAIK dan mana yang BURUK, mana yang harus DIBELA
dan mana yang harus DIDUKUNG,
mana yang harus DICONTOH
dan mana yang harus DIHINDARI.
Sebagai
pendidik yang menggeluti dunia pendidikan saya merasa malu mempunyai pemimpin
yang tidak mampu menjaga lisannya. Saya selalu mengingatkan siswa-siswi di
sekolah untuk menjaga lisan dan perbuatan, mematuhi aturan yang ditegakkan di
sekolah serta berperilaku baik terhadap sesama. Saya menjadi kecewa dan ragu
apakah pemimpin seperti itu LULUS Sekolah Dasar (SD)?
Tak
hentinya saya berpikir apakah pemerintah yang telah membuat kurikulum di
sekolah benar-benar menginginkan anak bangsanya berakhlak dan berkarakter? Menegur
dan memproses dengan cepat Bapak Ahok saja sungguh memprihatinkan lama sekali. Perlu
dikaji kembali. Masyarakat dituntut untuk menjadi masyarakat yang berprilaku
baik (berkarakter), tapi para pejabat tidak mencotohkan yang demikian. Padahal pejabat
atau para pemimpim harus menjadi sosok figure
yang baik.
Beberapa
hal yang saya pelajari dari kejadian di Indonesia saat ini yang dapat saya
bagikan kepada pembaca semuanya. Sebagai pendidik yang benar-benar memiliki
jiwa mendidik harus kita analisis bersama-sama jika menginginkan siswa-siswi
Indonesia cerdas dan berkualitas.
1. Pantaskah
sosok pejabat berkata kotor atau kasar?
2.
Pantaskah sosok pejabat berperilaku
semena-mena kepada rakyatnya?
3.
Pantaskah sosok pejabat berbicara
seblum dipikir dengan baik?
4. Pantaskah sosok pejabat memarahi orang
lain yang telah meminta maaf dihadapan publik?
5. Pantaskah sosok pejabat berceramah dan
so’ tau yang memang bukan keahliannya?
6.
Pantaskah sosok pejabat mengomentari
kitab suci ummat lain?
7.
Dan lain sebagainya.
Pertanyaan-pertanyaan
sederhana yang perlu direnungkan. Bagaimana masyarakat dapat berperilaku baik
jika pemimpinya tidak berperilaku baik. Semuanya akan kembali ke pendidikan. Apakah
Bapak Ahok memang mendapatkan pendidikan yang layak masa lalunya? Ataukah kurang
pendidikan yang harus di sekolahkan kembali?
Untuk
aksi 4 November kemarin saya sangat salut dan bangga terhadap
masyarakat muslim Indonesia. Tidak ada kerucuhan yang terjadi. Aksi damai yang
dilakukan benar-benar membuat mata masyarakat terbuka, bahwa persatuan dan
kesatuan negara Indonesia harus tetap terjaga. Tidaklah salah aksi damai ini terjadi. Karena individu manapun jika agamanya dijelekkan atau dilecehkan tidak akan tinggal diam. Kecual jika individu tersebut tidak mengimani agamanya. Menjadi pembelajaran bersama
bahwa semua elemen negara harus saling bekerjasama tidak mementingkan
kelompoknya apalagi jika terdapat alasan politik. Semoga Indonesia kedepannya
bisa menjadi Negara yang tetap aman, tentram, dan nyaman. Mempunyai pemimpin
yang mampu menjaga lisan dan beretika baik, memberikan contoh yang baik, serta
berperilaku bijak dan adil. Aamiin Ya
Rabb.
Semoga Bermanfaat.
Salam dari yang single.
J
Komentar