Pemimpin yang Lillah :) Tetap Istiqomah wahai Saudaraku!

Ketika kita sedang mendapat amanah menjadi seorang pemimpin, tersenyum dan lillah itu adalah sebuah motivasi nomor satu yang sangat berperan untuk menggapai tujuan tersebut. Tatkala sebuah amanah itu datang, bisa kita sebut ujian, anugerah, atau bahkan hadiah terindah. Tergantung sudut pandang bagaimana kita melangkah ke depannya.

Bukan sebuah kebetulan, tapi memang ini takdir.
Tak ada salahnya jika kita berdoa

Semua percaya,
Semua yakin,
bahwa tidak orang yang lebih pantas menyandang amanah ini, engkahlah Wahai Saudaraku yang pantas. :) :) :)

Tak ada salahnya jika kita bersabar
Tak ada salahnya jika kita optimis
Tak ada salahnya jika kita tersenyum
Bahwa dengan kemampuan bersama, pasti semuanya akan INDAH pada waktunya.

Kata bijak dari seorang sahabat saya Kang Setio:

Ikhlas itu. . . .
Ketika mengambil jalan berat atau banyak rintangan.
Ketika membuktikan mana kawan sejati dan bukan.
Ketika bercermin pada diri sendiri dan merangkul semua kawan-kawannya.
Ketika senyuman namun disaat itu tidak mau orang lain tahu apa yg dihadapi nya.
Ketika mulut mudah mengucapkan namun hati belum tentu.
Ketika menjadi sebuah pemimpin dalam menjalankan amanah nya.
‪#‎semangat_lillah‬
(15 April 2015)

Seorang pemimpin sudah barang tentu selalu berdoa untuk anggota-anggotanya yang selalu setiap memeberi dukungan baik moril maupun materil. Seorang pemimpin haruslah memiliki kriteria seperti berikut:

Pertama: Niat Ikhlas.

Seorang pemimpin dalam memegang jabatannya itu harus diniatkan semata-mata hanya untuk menegakkan hukum Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian, ia akan memperoleh yang dijanjikan Allah kepadanya, jika melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan baik. Karena setiap amal tergantung niat pelakunya, dan keberhasilan seorang pemimpin tergantung kepada niatnya dalam memegang kepemimpinan itu; apakah untuk memperkaya diri atau semata-mata lillahi Ta’ala.

Ke 2 : Pemimpin Harus dari Kaum Laki-Laki.

لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوا أَمْرَهُمْ اِمْرَأََةٌ.
“Tidak akan berjaya suatu kaum yang menyerahkan kepemimpinannya kepada seorang wanita”.(HR al-Bukhâri, 4425, 7099, dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu.)

Ke3 : Tidak Meminta Jabatan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتِ الْفَاطِمَةُ.
“Kalian selalu berambisi untuk menjadi penguasa, padahal akan membuat kalian menyesal pada hari Kiamat kelak. Sungguh hal itu (ibarat) sebaik-baik susuan dan sejelek-jelek penyapihan.” (HR al-Bukhâri, 7148, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Ke4 : Berhukum dengan Hukum Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah”. (QS. Al-Mâ`idah:49].

Ke5 : Menjatuhkan Hukum Secara Adil diantara Manusia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ

“Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”. (QS. Shâd: 26).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ

“…dan (menyuruh kamu) agar senantiasa bersikap apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil ..” (QS. An-Nisâ`: 58).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ القِيَامَةِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا.

“Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil, pada hari Kiamat kelak, ia berada di atas mimbar dari cahaya di sebelah kanan Allah ‘Azza wa Jalla yang Maha pengasih. Kedua tangan Allah sebelah kanan. (Mimbar tersebut) diberikan untuk orang yang bersikap adil dalam berhukum mereka, keluarga mereka, dan yang mereka kuasai” (HR Muslim, 1827, dari ‘Abdullah bin Amr radhityallahu ‘anhu)
Oleh karena itu, seorang pemimpin wajib bersikap adil terhadap rakyatnya dan memberikan perlakuan yang sama di antara mereka.

 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ
“… Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa…” (QS. Al-Mâ`idah:8).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ أَمْيرٍ عَشَرَةٍ إِلَّا وَهُوَ يُؤْتَى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَغْلُولًا حَتَّى يَفُكَّهُ العَدْلُ أَوْ يُوْبِقَهُ الجورِ.
“Tidaklah seorang lelaki memimpin sepuluh orang, kecuali ia akan didatangkan dalam keadaan tangan yang terbelenggu pada hari Kiamat. Kebaikan yang ia lakukan akan melepaskannya dari ikatan, atau dosanya akan membuat dirinya celaka” (HR al-Baihaqi dalam kitab al-Kubra (X/96) dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Hadist ini terdapat dalam Kitab Shahîh al-Jâmi’ (5695)).

Ke6 : Siap Memenuhi Kebutuhan Rakyat dan Mendengar Keluhannya.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ إِمَامٍ أَوْ وَالٍ يُغْلِقُ بَابَهُ دُونَ ذَوِي الْحَاجَةِ وَالْخَلَّةِ وَالْمَسْكَنَةِ إِلَّا أَغْلَقَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَبْوَابَ السَّمَاءِ دُونَ خَلَّتِهِ وَ حَاجَتِهِ وَمَسْكَنَتِهِ.

“Tidaklah seorang pemimpin atau seorang penguasa menutup pintunya dari orang-orang yang memiliki kebutuhan, keperluan serta orang-orang fakir, kecuali Allah akan menutup pintu langit dari keperluan, kebutuhan dan hajatnya.” (HR Ahmad (IV/231), at-Tirmidzi (1332) dari ‘Amr bin Murah. At-Tirmidzi (1332) dari Abu Maryam. Hadits ini terdapat dalam Kitab Shahîh al-Jâmi’ (5685)).

Ke7 : Memberi Nasihat Kepada Rakyatnya dan Tidak Mengkhianatinya.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أَمِيرٍ يَلِي أَمْرَ الْمُسْلِمِينَ ثُمَّ لَا يَجْهَدُ لَهُمْ وَيَنْصَحُ إِلَّا لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمُ الْجَنَّةَ.
“Tak seorang pemimpinpun yang mengurusi urusan kaum muslimin, kemudian ia tidak pernah letih dari mengayomi dan menasihati mereka, kecuali pemimpin itu akan masuk ke dalam surga bersama mereka” (HR Muslim, 142, dari Ma’qal bin Yasâr radhiyallahu ‘anhu).

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.

“Tidaklah seorang hamba yang mendapat amanah dari Allah untuk mengayomi rakyat, lantas ia meninggal pada hari meninggalnya dalam keadaan menipu rakyatnya, kecuali Allah telah haramkan surga baginya”. (HR al-Bukhâri (7150, 7151) dan Muslim (142))

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

الدِّينُ النَّصِيحَةُ. قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ.

“Dari Tamim ad-Daari, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Diin (agama) itu adalah nasihat,” kami bertanya: “Untuk siapa?” Beliau menjawab: “Untuk Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan rakyatnya”.( HR Muslim, 55, dari Tamim bin Aus radhiyallahu ‘anhu)

Ke 8 : Pemimpin Jangan Menerima Hadiah.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

مَنِ اسْتَعْمَلْنَاهُ مِنْكُمْ عَلَى عَمَلٍ فَكَتَمْنَا مِخْيَطًا فَمَا فَوْقَهُ كَانَ غُلُولًا يَأْتِي بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

“Barangsiapa di antara kalian yang kami tugaskan untuk mempimpin lalu ia menyembunyikan satu jarum atau lebih, maka pada hari Kiamat nanti ia akan datang membawanya” (HR Muslim, 1833, dari ‘Adi bin Umair radhiyallahu ‘anhu)

Ke9 : Seorang Pemimpin Harus Mengambil Penasihat dari Kalangan Orang-Orang Shâlih.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا بَعَثَ اللَّهُ مِنْ نَبِيٍّ وَلَا اسْتَخْلَفَ مِنْ خَلِيفَةٍ إِلَّا كَانَتْ لَهُ بِطَانَتَانِ بِطَانَةٌ تَأْمُرُهُ بِالْمَعْرُوفِ وَتَحُضُّهُ عَلَيْهِ وَبِطَانَةٌ تَأْمُرُهُ بِالشَّرِّ وَتَحُضُّهُ عَلَيْهِ فَالْمَعْصُومُ مَنْ عَصَمَ اللَّهُ تَعَالَى.

“Tidak ada nabi yang Allah utus, dan tidak pula ada seorang pemimpin yang Dia angkat, kecuali mereka mempunyai dua jenis teman dekat. Teman yang menyuruhnya untuk berbuat baik serta selalu membantunya dalam berbuat baik, dan teman yang menyuruhnya berbuat untuk jahat serta selalu mendorongnya untuk melakukan tindak kejahatan. Orang yang selamat, ialah orang yang memang dijaga Allah Subhanahu wa Ta’ala” (HR al-Bukhâri, 6611, 7198, dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu).

Ke10 : Seorang Pemimpin Harus Bersikap Ramah Terhadap Rakyat.



اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ
“Ya Allah, bagi siapa yang menjadi penguasa umatku, lalu ia menyulitkan mereka, maka timpakanlah kesulitan kepadanya. Dan barang siapa yang menjadi penguasa umatku, lalu ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia.”. (HR Muslim, 1848, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha)

(sumber: https://www.facebook.com/katakatamutiarakhususislam30/posts/424888580984486)

Subhanalloh....... Maha Suci Allah. Semoga seorang pemimpin baik memimpin dirinya sendiri, memimpin orang lain, memimpin sebuah organisasi, memimpin sebuah kota, memimpin sebuah provinsi, ataupun memimpin sebuah negara, senantiasa diberi kekuatan, kesabaran, keikhlasan untuk senantiasa berjuang untuk menggapai cita-cita dan tujuan bersama dengan ridha dari Allah SWT.  Semua yang telah engkau lakukan wahai seorang pemimpin akan digantikan oleh Allah SWT kelak di akhirat nanti. Percayalah bahwa orang-orang di sekelilingmu senantiasa berdo'a walau tak terlihat. Hal terpenting dari sekarang adalah saling percaya bahwa semua ini milik kita semua. Aamiin.

#Pemimpin_Lillah_Insya Allah_dipermudah

@Sekre_LEPPIM_UPI











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuktian Operasi Matriks ^_^

UTS Bimbingan dan Konseling MKDU UPI

Kunci Jawaban Soal Pretes, Postes, dan Jurnal Pelatihan ASN BERAKHLAK 2024 (SISTAPRAJA)