Kajian Masalah Matematika



Ujian Mata Kuliah Kajian Masalah Matematika
Desember 2014

SOAL
1.      Coba jelaskan masalah apa yang disampaikan oleh kelompok Anda secara singkat! 
2.      Bagaimana menurut Anda perubahan kurikulum dari 2013 ke KTSP ? 
3.      Apa yang menjadi masalah dalam pembelajaran matematika saat ini?
       Berikan solusinya! 
4.      Menurut pendapat Anda apakah Ujian Nasional (UN) sesuai dengan pembelajaran matematika ? 

JAWABAN


1. Dalam presentasi Mata Kuliah Kajian Masalah Matematika, kelompok saya menjelaskan mengenai Paradigma Pendidikan Matematika Abad XXI: “Siswa Pasif Menjadi Aktif”.

Pembelajaran matematika di Indonesia saat ini merubah siswa yang tadinya pasif menjadi aktif. Berbagai strategi dilakukan oleh tenaga kependidikan guna mencapai tujuan tersebut. Meskipun terdapat sebagian kecil yang masih bertindak pasif di kelas. Hal ini disebabkan karena rasa kepercayaan diri pada dirinya masih kurang. Oleh karena itu penting bagi guru untuk dapat mengidentifikasi karakteristik siswa di kelas, menentukan desain pembelajaran dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi guna meningkatkan kemampuan siswa khususnya keaktifan di kelas.

Beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh SDM abad XXI yaitu:
a.    Kemampaun berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and Problem-Solving Skills)
b. Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills)
c.    Kemampaun berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and Problem-Solving Skills)
d. Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills)
e.       Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and Innovation Skills)
f.    Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communications Technology Literacy)
g.      Kemampuan belajar kontekstual (Contextual Learning Skills)
h.      Kemampuan informasi dan literasi media (Information and Media Literacy Skills)

2.      Dalam dunia pendidikan, seringkali kurikulum terus mengalami perubahan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Begitupun dengan perubahan dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kebanyakan sekolah di Indonesia belum siap menerapkan Kurikulum 2013 di sekolahnya. Hal ini menghambat proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, kebijakan yang di ambil oleh pemerintah yang mengembalikan kurikulum ke KTSP adalah hal yang tepat. Meskipun begitu, ada beberapa sekolah yang masih menggunakan kurikulum 2013, karena mereka beranggapan bahwa dengan tetap diterapkannya kurikulum 2013 ini dapat meningkatkan keprofesionalan guru. KTSP maupun kurikulum 2013 pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan.

3.      Menurut saya, masalah saat ini dalam pembelajaran matematika yaitu dalam desain pembelajaran yang direncanakan oleh guru. Pada umumnya, guru hanya mempersiapkan materi/bahan ajar untuk di kelas. Padahal, sebagai seorang guru juga harus mampu memprediksikan berbagai kemungkinan respon siswa terhadap materi yang akan disampaikan atau disebut dengan learning obstacle. Dengan berbagai prediksi yang telah guru teliti, maka dalam proses pembelajaran pun dapat mengurangi kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika. Meskipun pada pelaksanaanya kesulitan-kesulitan yang diprediksikan tidak sesuai dengan harapan. Namun, dengan tindakan yang demikian masalah dapat mengurangi kesulitan-kesulitan siswa dalam mempelajari pelajaran matematika.

4.      Ujian Nasional (UN) diterapkan di Indonesia sebagai standar kelulusan nasional. Namun hal ini tidak merepresentasikan kemampuan siswa dalam pelajaran matematika. Hal ini bisa dilihat bahwa soal yang diujiakn dalam UN berbentuk Pilihan Ganda (PG). Sedangkan kemampuan dalam pelajaran matematika tidak hanya diukur oleh soal PG saja. Selain itu, siswa jika tidak mengerjakan salah satu soal bisa dengan menerka jawaban tersebut. Tentunya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kebanyakan orang menganggap bahwa tidak perlu terfokus mempersoalkan UN, karena kriteria kelulusan tidak hanya dari UN saja, UN sebagai bentuk formal tertulis secara nasional. Apakah pendapat tersebut pantas? Kemampuan matematis tiap siswa tentunya berbeda. Di lapangan yang paling paham mengenai kemampuan siswa adalah guru di sekolah atau di daerah tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pemikiran baru sebagai solusi bahwa pelajaran matematika tidak hanya diukur dengan UN tapi bisa dilihat dari kemampuan matematis sehari-hari di sekolah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuktian Operasi Matriks ^_^

UTS Bimbingan dan Konseling MKDU UPI

Kunci Jawaban Soal Pretes, Postes, dan Jurnal Pelatihan ASN BERAKHLAK 2024 (SISTAPRAJA)