BERBAGI CERITA DALAM DUNIA PENDIDIKAN
#BAGIAN 1
Urgensi Pendidikan yang Berakhlak dan
Berkarakter
Tak akan habisnya jika
kita berbicara mengenai masalah dalam dunia pendidikan. Saat ini pendidikan
menjadi buah bibir masyarakat, baik dalam dunia nyata ataupun dunia maya.
Apalagi, pergantian menteri pendidikan menjadi sorotan media dari Pak Anis
Baswedan ke Pak Muhadjir Effendy. Akhir-akhir ini terdengar kabar bahwa menteri
pendidikan yang baru akan mencanangkan sebuah program yaitu program full day. Padahal masalah sebelumnya
yang dihadapi dalam dunia pendidikan belum berakhir yaitu KURIKULUM 2013 yang
diduga belum tentu baik untuk anak-anak di sekolah.
Wajar saja jika banyak
sekali protes dari berbagai kalangan mengenai full day, karena kebanyakan orangtua ingin memiliki waktu lebih
bersama anaknya. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan saat ini mulai dilirik
dan dihargai oleh masyarakat. kesadaran seperti inilah yang sangat diperlukan
oleh dunia pendidikan, artinya semua komponen di Indonesia peduli akan masa
depan Indonesia sebagai hasil kualitas pendidikan.
Menjadi rahasia umum
bahwa orangtua menginginkan anaknya lebih sukses, lebih cerdas, lebih baik
daripadanya. Kenapa? Karena orangtua merasa bahwa anak dapat meningkatkan
derajat atau kehormatan orangtua jika sukses. Oleh karena itu, sejatinya
orangtua menginginkan anak yang dimiliki berpendidikan tinggi. Pendidikan kunci
utama kesuksesan. Namun, terdapat dampak negatif jika keinginan orangtua
dipaksakan untuk dituruti oleh anak. Orangtua yang terlalu ambisius dan egois.
Ada kalanya anak yang masih balita diharuskan belajar keras, ikut les sana-sini,
masuk TK/Kelompok Belajar dan lain sebagainya yang membuat anak tertekan.
Padahal masa-masa ini adalah masa emas dimana anak-anak masih dalam proses
perkembangan baik kognisi maupun sosial (Slavin, 2011).
Pembentukan Karakter
Inilah kesalahan atau
kelemahan pikiran masyarakat Indonesia saat ini. Menjunjung tinggi hasil
daripada proses. Menginginkan proses yang praktis dan instan tanpa adanya waktu
dan usaha. Anak kecil harus bisa semua kompetensi secara singkat. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa banyak para pejabat yang pintar dan berdasi menyelewengkan
kewenangan atau kemampuannya menggeruk keuntungan. Inilah salah satu dampak
negatif pendidikan yang tidak sesuai dengan karakter bangsa. #MIRIS
Pendidikan Indonesia
mempunyai PR yang harus diselesaikan. Jika bangsa Indonesia ingin bercita-cita
untuk menjadi kiblat pendidikan dunia, maka sistem pendidikan harus berkarakter
dan berakhlak. Ubahlah sistem pendidikan saat ini yang terpecah belah dan
saling menyalahkan. Jika komponen pendidikan belum siap untuk menentukan
perubahan jangan dipaksakan. Tapi mari kita bersama-sama membenahi dan
memperbaiki agar setiap komponen telah benar-benar siap menjalankan sistem
pendidikan yang telah diprogramkan oleh pemerintah dan orang-orang ahli dengan
sebaik-baiknya.
Semoga
Bermanfaat.
Salam
dari yang single. J
Referensi
Slavin, Robert E.
2011. Psikologi Pendidikan Teori dan
Praktek. PT Indeks: Jakarta.
Komentar