UTS Bimbingan dan Konseling MKDU UPI
Ujian Tengah Semester (UTS)
Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling (BK)
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N., M.Pd.
Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling (BK)
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N., M.Pd.
1. Jelaskan
persamaan dan perbedaan antara bimbingan dan konseling dalam sebuah matriks!
Jawab:
PERSAMAAN
|
|
§ Bimbingan dan konseling memiliki tujuan yang sama
yaitu mengoptimalkan tugas perkembangan peserta didik dan berusaha untuk
memandirikan individu, dan sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di
lingkungan
§ Bimbingan dan konseling bukan hanya untuk
menyelesaikan masalah, tapi berkontibusi dalam perkembangan peserta didik ke
arah yang lebih baik lagi.
§ Diperuntukan untuk semua orang tanpa terkecuali dalam
bentuk arahan yang menekankan hal yang positif.
|
|
PERBEDAAN
|
|
Bimbingan
§ Proses pemberian bantuan.
§ Proses dan rangkaian kegiatan secara sistematis dan
terencana.
§ Bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya.
§ Usaha preventif artinya dengan usaha pemberian
informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan
pada fungsi pencegahan.
§ Bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap
individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri
§ Bersifat interpersonal (kesukarelaan)
|
Konseling
§ Proses bantuan.
§ Merupakan salah satu bentuk/teknik khusus dalam
bimbingan yang diberikan secara individu.
§ Konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga
yang telah terdidik dan terlatih.
§ Konseling ditujukan pada pemberian bantuan untuk
dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan
lingkungan.
§ Konseling diadakan untuk perubahan perilaku melalui
pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh konseli
§ Bersifat interpersonal (rahasia)
|
2. Sebagai
seorang calon pendidik, Anda akan berinteraksi dengan peserta didik yang
memiliki latar belakang yang beragam. Jelaskan latar belakang pentingnya Anda
mempelajari bimbingan dan konseling terkait dengan Mata Pelajaran/Jurusan yang
Anda tempuh!
Jawab:
Bimbingan dan konseling tidak hanya dipelajari dan dipahami oleh guru BK
saja di sekolah, tetapi sebagai guru mata pelajaran matematika harus
mempelajari bimbingan dan konseling. Hal ini didasari bahwa sistem pendidikan
tidak hanya ditanggung oleh satu komponen saja yaitu guru BK, tetapi guru mata
pelajaran, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya berpengaruh di
sekolah dan melakukan interaksi langsung dengan peserta didik. Kita mengetahui
bahwa dalam kurikulum 2013 saat ini, tujuan dari pembelajaran di sekolah tidak
hanya fokus terhadap satu tujuan saja yaitu aspek pengetahuan, tetapi tujuan
pembelajaran yaitu meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Aspek
sikap diperoleh dari pembelajaran tidak langsung seperti aspek sosial,
spiritual, kemandirian, dan sebagainya. Sedangkan pengetahuan dan keterampilan (pembelajaran
langsung) secara tertulis direncanakan oleh setiap guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Sudah sangat jelas, bimbingan dan konseling harus benar-benar
dipahami oleh setiap guru mata pelajaran dan tentunya harus diimplementasikan
dalam pembelajaran tidak langsung serta tetap memperhatikan kondisi peserta
didik (masalah pribadi, masalah belajar, kondisi mental, dan sebagainya).
Mata pelajaran matematika yang awalnya dipandang sebagai mata pelajaran
yang rumit, monoton, seram, susah dan sugesti-sugesti negatif lainnya, tentu
akan menghambat proses pembelajaran. Akibatnya tujuan dari pembelajaran sendiri
akan terhambat, misalnya dalam tujuan sikap dan pengetahuan. Pesera didik akan
merasa minder dan cenderung bekerja sendiri, sulit berkonsentrasi dan
masalah-masalah lainnya. Sebagai guru mata pelajaran matematika yang telah
paham mengenai tugas perkembangan yang telah dipelajari di mata kuliah BK akan
dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Menciptakan kondisi belajar yang
menyenangkan, pendekatan intrapersonal dan interpersonal, strategi pembelajaran
yang bervariasi akan merangsang siswa untuk belajar giat khususnya dalam
matematika. Peserta didik yang mememiliki karakteristik yang unik akan
menghasilkan kondisi pembelajaran yang aktif. Dengan demikian tujuan
pengetahuan dapat tercapai, begitu pula aspek sosial. Karena guru dan siswa
sama-sama menjadi masyarakat belajar dan menjadi unsur penggerak untuk
pengembangan aspek-aspek lainnya.
3. Jelaskan
dua teknik dasar pemahaman individu dari setiap pendekatan tes dan non tes yang
paling dapat anda lakukan sebagai guru mata pelajaran!
Jawab:
Teknik
dasar pemahaman individu:
a)
Pendekatan Tes
Pendekatan
tes merupakan teknik dasar pemahaman individu dengan menggunakan alat-alat pengukuran.
Tes ini disusun secara sistematis untuk mengukur kemampuan peserta didik.
Sebagai guru mata pelajaran matematika bentuk tes yaitu berupa soal dalam
latihan, ulangan harian, tes semester, dan ujian. Soal-soal tersebut dirancang
oleh guru dalam menilai dan mengukur tingkat perkembangan kemampuan peserta
didik. Selain itu hasil dari tes akan dianalisis oleh guru untuk melihat
tingkat kesulitan dalam konsep mana yang umumnya terjadi pada peserta didik.
Dengan demikian, guru akan memperbaiki dalam bentuk refleksi mengenai proses
pembelajaran selanjutnya.
b)
Pendekatan
Non-Tes
Pendekatan non-tes
merupakan teknik pemahaman individu yang dirancang yang tidak menggunakan
alat-alat yang sifatnya mengukur, tetapi langsung dideskripsikan sesuai dengan
keadaan sebenarnya di lapangan. Obsevasi merupakan pendekatan non-tes yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran di sekolah. Pendekatan kualitatif dengan
observasi merupakan pendekatan non-tes dengan teknik langsung memperhatikan dan
memahami berbagai gejala tingkah laku peserta didik. Dengan observasi
memungkinkan pencatatan yang serempak dengan kejadian yang penting. Tujuan
utama pendekatan ini yaitu untuk mengetahui aktivitas dan perhatian yang
dilakukan peserta didik pada saat proses belajar-mengajar berlangsung. Oleh
karena itu, pendekatan non-tes harus dikuasai guru mata pelajaran.
4. Jelaskan
disertai contoh masalah siswa di sekolah dan upaya yang dapat anda lakukan
sebagai Guru Mata Pelajaran untuk membantu siswa menangani masalah tersebut.
a. masalah
pribadi
b. masalah
sosial
c. masalah
belajar
d. masalah
karir
Jawab:
a. Masalah Pribadi
Contohnya yaitu ketika peserta didik sering bolos atau
tidak masuk kelas. Ketika ditelusuri penyebabnya ternyata peserta didik ini
memiliki masalah pribadi yaitu ekonomi yang rendah. Sehingga peserta didik ini
bekerja setiap malam sampai pagi untuk membantu ibunya mencari nafkah. Sebagai
guru mata pelajaran matematika yang mempunya rasa empati tentunya tidak bisa
tinggal diam saja, tetapi harus ada pendekatan dan usaha untuk mengajak anak
tersebut agar masuk kelas kembali seperti biasa. Hal yang pertama dilakukan
yaitu melakukan pendekatan secara interpersonal. Setelah peserta didik dan guru
telah dianggap telah memiliki hubungan yang dekat, langkah selanjutnya yaitu melakukan
masukan/saran kepada peserta didik tersebut dengan menawarkan solusi pengganti
kerja padanya ketika malam hari. Penawaran solusinya yaitu dengan mengembangkan
bakat/kemampuan dia untuk dieksplor/dibimbing dan diterapkan misalnya dalam
seni, membantu les matematika, membantu program diskusi kelompok pelajaran atau
keterampilan lainnya. Dengan pengembangan bakat tersebut peserta didik bisa
belajar seperti biasanya di sekolah dan mendapatkan uang tambahan. Namun
sebelumnya sebagai guru melakukan diskusi dengan guru, BK, dan tenaga
kependidikan lainnya agar siswa tersebut diberi kesempatan kembali. Selain itu,
pendekatan kepada orang tua juga penting. Bicarakan dengan orang tua bahwa
untuk saat ini belajar di sekolah sangat dianjurkan untuk kehidupan yang lebih
baik. Ketika semua komponen sepakat maka masalah pribadi dari peserta didik
tersebut dapat terselesaikan.
b. Masalah
Sosial
Contoh masalahnya yaitu merasa minder dengan
teman-teman kelasnya sehingga bersikap individual dan melakukan aktivitas sendiri.
Tentunya hal tersebut jangan sampai ada di sekolah, karena akan berdampak pada
proses pembelajaran. Padahal di Kurikulum 2013 kompetensi inti yang kedua yaitu
dari aspek sosial yang menuntut siswa untuk mampu bekerja sama dengan peserta
didik lainnya, mengutarakan pendapat, belajar secara aktif dan sebagainya. Oleh
karena itu, sebagai guru mata pelajaran harus memahami mengapa peserta didik
tersebut tidak mampu bersosialisasi dengan peserta didik lainnya. Setelah tahu
penyebabnya guru harus mampu merangkul peserta didik lainnya agar tidak belajar
sendiri, tapi belajar bersama-sama. Tidak ada peserta didik yang dibedakan
perlakuannya, semuanya memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh bimbingan
dari guru. Setiap pembelajaran di kelas, guru juga harus memperhatikan semua
tingkah laku peserta didik dan menekankan untuk bekerja sama satu sama lainnya.
Dengan desain pembelajaran seperti ini, semua peserta didik tidak akan merasa
minder apalagi bekerja sendiri.
c. Masalah
Belajar
Contoh masalahnya yaitu peserta didik yang nilai
matematika yang diperoleh jauh dibawah rata-rata dibandingkan dengan peserta
didik lainnya. Langkah yang harus dilakukan oleh guru yaitu mengidentifikasi
mengapa hal tersebut bisa terjadi, apakah memang konsep/materi yang susah, cara
belajar yang tidak cocok, kondisi rumah/sekolah atau faktor lainnya. Jika
memang peserta didik yang memiliki kemampuan daya serap yang kurang jangan
biarkan dia belajar sendiri, tapi mesti ada yang membimbing peserta didik
tersebut di waktu lain (teman sebaya). Karena kemungkinan ketika belajar di
kelas peserta didik tersebut merasa malu jika harus mengulang materi kembali.
Oleh karena itu agar kemampuannya dapat berkembang secara optimal teman sebaya
sangat dibutuhkan. Guru menunjuk teman yang dekat yang mampu belajar
bersama-sama dengan nyaman. Dan apabila masih memperoleh nilai yang rendah
perlu diperhatikan cara belajar yang cocok. Guru mengarahkan siswa tersebut
untuk memilih cara belajar yang dapat meningkatkan kemampuan matematisnya,
seperti mengulang pembelajaran setiap pulang sekolah, rajin mengerjakan
soal-soal rutin atau bahkan berkunjung ke guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Berikan motivasi bahwa dengan belajar, berusaha dengan ulet
kemampuannya dapat meningkat. Dengan langkah-langkah bimbingan dan konseling
tersebut masalah belajar yang dialami oleh peserta didik dapat teratasi.
d. Masalah Karir
Contoh masalah karir yaitu biasanya dalam penentuan jurusan.
Peserta didik menginginkan masuk jurusan IPS tetapi orang tua menginginkan
anaknya masuk ke IPA dengan alasan bahwa jurusan di IPA memiliki prospek yang
jelas dan nyata. Masalah seperti itu secara tidak langsung menuntut anak untuk
belajar bukan di bidangnya. Hal ini sangat sulit untuk dilalui, karena rasa
tidak nyaman dalam belajar akan berdampak buruk pada psikologinya. Sebagai guru
mata pelajaran matematika yang otomatis ada di jurusan IPA dan IPS, harus paham
kondisi peserta didik. Jika dia tidak menginginkan masuk ke jurusan yang dituju
kenapa alasannya. Berikan pengertian bahwa orang tua pasti menginginkan anaknya
suskses. Jika memang tetap tidak bisa dirubah keputusannya maka guru harus
dapat membimbing peserta didik dari mata pelajaran yang bersangkutan agar
peserta didik tersebut mampu membuktikan kepada orang tuanya bahwa dengan masuk
ke jurusan IPS, dia dapat berprestasi dan mampu membanggakan orang tua dengan
nilai-nilai yang bagus. Tidak hanya asal bicara saja tetapi harus ada
pembuktian kepada orang tua. Selain itu, dari pihak sekolah pun harus bekerja sama
untuk menentukan jalur peminatan peserta didik. Berikan pengertian kepada orang
tua juga bahwa background anak ada di
jurusan IPS yang harus dikembambangkan pula di kelas IPS, bukan di kelas IPA.
5. Jelaskan
Empat Jenis komponen program Bimbingan dan Konseling (layanan dasar, Layanan
Responsif, Layanan Perencanaan Individual dan Dukungan sistem), sebutkan contoh
strateginya dan uraikan apa yang dapat anda lakukan sebagai guru mata pelajaran
dalam setiap jenis layanan!
Jawab:
a.
Layanan Dasar
Layanan
dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik
yang dilakukan oleh guru secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan yang
terjadwal di kelas ataupun kelompok sehingga tugas perkembangan peserta didik
berkembang secara optimal. Contoh strategi dalam layanan dasar yaitu bimbingan
klasikal, pelayanan informasi, pelayanan orientasi, bimbingan kelompok, dan
pelayanan pengumpulan data. Sebagai guru mata pelajaran matematika hal yang
dilakukan yaitu membantu siswa dalam memahami diri sendiri dan mengembangkan
keterampilan yang dimiliknya terutama dalam bimbingan klasikal dan bimbingan
kelompok. Hal ini dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas
yaitu dalam mengukur kemampuan individu. Selain itu, melalui layanan ini
pendidik dapat membimbing peserta didik secara lebih dekat di kelas.
b.
Layanan
Responsif
Layanan
responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa yang menghadapi kebutuhan
dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera jika tidak dapat
menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
Konseling individual, konseling krisis, konsultasi dengan orang tua, guru dan
alih tangan kepada ahli lain adalah contoh-contoh pelayanan responsif. Sebagai
guru mata pelajaran jika peserta didik memiliki masalah terutama dalam
pembelajaran matematika yaitu misalnya mencontek dan berbohong setiap ujian.
Hal ini tentunya dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Hal utama yang
harus dilakukan oleh guru yaitu tidak langsung memarahi peserta didik tersebut
di depan teman-temannya karena nantinya akan menimbulkan rasa dendam, tapi
dilakukan bimbingan konseling individual. Dengan strategi seperti ini lambat
laun peserta didik tersebut dapat berubah ke arah yang lebih baik.
c.
Layanan
Perencanaan Individual
Layanan perencanaan
individual diartikan sebagai bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan dan
melakukan aktivitas, mengambil keputusan atas dasar pemahaman diri dan lingkungannya
yang berkaitan dengan perencanaan masa depan. Hendaknya guru tidak memaksakan
pilihan yang belum tentu peserta didik pilih. Strategi yang dilakukan oleh guru
yaitu tidak memaksakan kehendak guru agar peserta didik memilih mata pelajaran
peminatan (Kurikulum 2013) tapi berilah kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan bakat, minat, dan karakteristik yang dia miliki di bidangnya.
Guru hanya mengarahkan, membimbing, dan memberi pandangan mengenai positif dan
negatif mengenai dampak kemungkinan yang dilakukan. Dengan strategi tersebut
peserta didik akan bersikap dewasa dan mampu menganalisis kekurangan dan
kelebihan dirinya.
d.
Dukungan Sistem
Dukungan
sistem merupakan komponen pelayanan bimbingan dan konseling secara
berkelanjutan, namun tidak secara langsung memberikan bantuan kepada peserta
didik, karena dukungan sistem ini berisikan kegiatan atau tindakan yang
bertujuan untuk memperlancar penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
yang meliputi aspek-aspek pengembangan jejaring (networking), kegiatan manajemen, serta riset dan pengembangan. Untuk
mencapai tujuan tersebut guru harus bekerja sama dengan tenaga kependidikan
lainnya atau bahkan dengan orang tua serta masyarakat. Selain itu, jika guru
telah mendapatkan ilmu/wawasan dari hasil pengembangan kemampuan pendidik, tidak
hanya dipahami oleh sendiri tapi harus di transferkan atau di diskusikan dengan
tenaga kependidikan lainnya sehingga kondisi yang kondusif serta menciptakan
masyarakat belajar yang saling mendukung sama lain. Iklim seperti inilah yang
dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
Komentar