The World Association of Lesson Studies (WALS)
The World Association of Lesson Studies (WALS) bertujuan
untuk mempromosikan dan memajukan penelitian dan praktik Lesson Studi dalam
rangka meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Melalui kegiatan ini
memunculkan kolaborasi riset, gotong royong dan pertukaran informasi di antara
para peserta. Kegiatan ini diikuti oleh
peneliti pendidikan dan guru professional yang berkomitmen untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Dewasa
ini, Lesson Studi sebagai alat untuk belajar profesional kini dipraktekkan di
banyak negara dan telah membantu sekolah-sekolah di seluruh dunia berkembang
menjadi komunitas belajar. Konferensi tahunan ini, membawahi peneliti,
mahasiswa, pemimpin sekolah dan guru dari berbagai negara termasuk China,
Jepang, Singapura, Vietnam, Brunei, Swedia, Inggris dan Amerika Serikat untuk
berbagi pengalaman dan praktek studi pelajaran mereka. Mereka juga memberikan
kesempatan bagi peserta untuk mendiskusikan isu-isu saat ini yang berkaitan
dengan pengajaran, pembelajaran dan penelitian tentang Lesson Studi.
Lesson
Studi di Indonesia
Keterlibatan
Indonesia dengan lesson studi telah berkembang secara bertahap dan kini menjadi
bagian dari budaya yang ada di sekolah. Inti dari lesson studi pertama kali
diperkenalkan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui Indonesian Mathematics and Science Teacher
Education Project (IMSTEP) (1998-2003) tetapi tidak diakui
sebagai lesson studi sampai tindak lanjut IMSTEP (2003 -2005) dilaksanakan.
Selanjutnya, the Strengthening In-Service
Teacher Training of Mathematics and Science Education at Secondary level (SISTTEMS)
(2006-2008) proyek mempromosikan pemberdayaan skala besar masyarakat belajar
dan memulai pendekatan reformasi sekolah pada tingkat kabupaten. Dalam
pelaksanaannya, SMP secara geografis berdekatan berada di bawah pengawasan Teacher Education Institutions (TEI),
misalnya, kabupaten Sumedang, Bantul dan Pasuruan menjadi mitra strategis
dengan Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta dan
Universitas Negeri Malang masing-masing.
Keberhasilan
pelaksanaan SISTTEMS mempromosikan pertumbuhan lesson studi dan menarik
pendidik dan lembaga pendidikan di seluruh nusantara untuk melakukan itu
sebagai suatu pendekatan terhadap pengembangan profesional guru. Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas), dengan dukungan JICA melalui PELITA 2009-2013,
memperpanjang uji coba lesson studi tiga lainnya kabupaten / kota. Kota Padang,
Kabupaten Banjar Baru dan Minahasa Utara berada di bawah pengawasan Universitas
Negeri Padang, Sumatera, Universitas Lambungmangkurat, Kalimantan dan
Universitas Negeri Manado, Sulawesi masing-masing. Depdiknas juga telah
memfasilitasi 52 TEI di seluruh negeri dalam pelaksanaan lesson studi untuk
perbaikan program pra-layanan mereka sejak tahun 2008. Selain itu, Universitas
Pendidikan Indonesia telah berhasil dalam penyebaran lesson study di 16
kabupaten di provinsi Jawa Barat melalui proyek kemitraan sekolah-universitas.
Sekarang, Provinsi Jambi di Pulau Sumatera telah menunjukkan minat dalam
mengadopsi lesson study, setelah mendengar kisah sukses Jawa Barat.
Di
Indonesia, lesson studi didefinisikan sebagai model pengembangan profesional
untuk pendidik karena mereka studi yang mengajar dan proses belajar
bersama-sama, berdasarkan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning
untuk membangun komunitas belajar. Menurut Drs. H. Karso, M.M.Pd lesson studi
adalah model untuk membina profesi guru yang berkelanjutan. Hal ini semakin
dikenal di seluruh negeri sebagai pendekatan yang efektif untuk pendidikan
guru, pengembangan profesional, dan reformasi sekolah. Sebagai lembaga
terkemuka, Universitas Pendidikan Indonesia telah mempromosikan jaringan lesson
studi dengan menyelenggarakan seminar nasional tahunan dan konferensi sejak
tahun 2006. Beberapa ulama terkemuka di lesson study telah berbagi pengalaman
dan keahlian mereka; mereka datang terutama dari Jepang, Singapura dan
Malaysia. Sejak 2010, konferensi telah memperkenalkan bursa mengajar di mana
peserta diamati pelajaran guru Indonesia dan Jepang dan budaya mengajar
bersama.
Berikut Keynote Speakers
dalam rangkaian acara WALS
1. Catherine Lewis

Currently director of lesson study research
projects funded by NSF and IES and a senior research scientist at Mills
College, Catherine Lewis comes from four generations of public school teachers.
Fluent in Japanese, she has conducted research in Japanese and U.S. schools for
25 years. Her writings and videotapes, including Lesson Study: A Handbook of
Teacher-Led Instructional Change and 'Can You Lift 100 Kilograms?' have
introduced many U.S. educators to lesson study. A graduate of Harvard
University (B.A.) and Stanford University (Ph.D.), she is author of more than
40 publications on elementary education and child development, including the
award-winning book Educating Hearts and Minds: Reflections on Japanese
Preschool and Elementary Education (Cambridge University Press, 1995).
2. Manabu Sato

3. Didi Suryadi
Didi Suryadi is a Professor of Mathematics
Education and Director of School of Post Graduate Studies at Indonesia
University of Education. Since last decade, he has played a key role in Lesson
Study research and development in Indonesia. His research interest has evolved
from mathematical thinking to teacher thinking and its relation to student
thinking. By grounding his endeavor into thinking processes, he introduced the
idea of Metapedadidactic as framework for teacher thinking and Didactical
Design Research as methodological approach to researching teaching-learning.
His influential works have contributed to the enrichment of Lesson Study
practice in Indonesia. He is now working closely with teachers, teacher
educators and school leaders to promote thinking processes in educational
practices.
4. Jan Vermunt
Jan Vermunt started as a Professor of Education at
the University of Cambridge in October 2012. Before, he was a Professor of Teaching
and Teacher Education at Utrecht University, The Netherlands. Previously he
worked at several universities in The Netherlands and Belgium, among which the
universities of Amsterdam, Leiden, Maastricht and Tilburg. He served as a
member of the Executive Committee of the European Association for Research on
Learning and Instruction EARLI from 2009 to 2013. With effect from 1st January
2014, he was elected as Editor-in-Chief of Learning and Instruction, one of the
leading journals in the world in the fields of Educational Research and
Educational Psychology.
Jan Vermunt is an educational psychologist whose
research interests have evolved from the study of student learning and teacher
learning as separate domains, to include the way teacher learning and student
learning affect each other. Recently he co-edited the book 'Learning patterns
in higher education: Dimensions and research perspectives', published by
Routledge (2014).In January 2014 he became principal investigator of
aUniversity of Cambridge research project on teacher learning and lesson study
in mathematics higher order teaching and learning, in collaboration with the
London Borough of Camden School Improvement Service, and funded by the London
Schools Excellence Fund.
Komentar